Internet of Thing

Jika neneknya nenek kita dan kekeknya kakek kita dibangkitkan dari kuburnya hari ini, betapa mereka akan sangat terkejut dan heran seheran-herannya dengan fenomena orang zaman sekarang. Bahkan mereka mungkin akan menganggap kita orang-orang yang hidup di tahun 2020 ini sebagi orang gila. Mereka menyaksikan orang bisa berbicara sendirian tanpa lawan bicara yang tampak. Bahkan tiba-tiba tertawa di hadapan sebuah benda kecil berbentuk persegi empat yang ada dalam genggaman tangan mereka.

Komunikasi kita sudah sangat canggih. Hal-hal yang di era moyang kita yang tak terbayangkan, kini bisa hadir mewujud dalam kehidupan kita sehari-hari secara nyata.

Hari ini, untuk berbelanja atau shooping, seseorng cukup pencet-pencet hp sambil duduk di kamarnya di tengah malam. Semua barang yang diinginkan tersedia. Kita sangat dimanjakan dengan kehidupan sekarang.

Hari ini, ketika kita ingin bepergian dan butuh orang untuk mengantarkan kita ke alamat tujuan, sambil sarapan pagi kita bisa pencet-pencet HP kita dan beberapa saat kemudian orang yang akan mengantarkan kita sudah sampai di depan rumah kita.

Hari ini, orang bisa konsultasi kesehatan via HP cerdasnya tanpa harus pergi ke rumah sakit menemui dokter

Hari ini, seorang bisa mendapatkan banyak ilmu tanpa harus duduk lama-lama di bangku sekolah. Ilmu sudah tersebar di dunia internet. Jika kita ingin pintar dalam suatu fan, atau kita butuh panduan memasak atau membuat apapun, youtube sudah menawarkan ilmu dengan sangat banyak.

Ada banyak renungan jika kita mau berfikir dan memikirkan fenomena zaman internet ini. Semua hal hari ini sudah dihubungkan dengna internet. Hari-hari kita selalu terkoneksi dengan internet.

Bahkan dalam salah satu novelnya, Dan Brown menarasikan tentang kecanggihan intrnet ini dalam judul origin. Lewat tokoh utamanya Dr. Langdon, ia menceriatakan betapa internet ini bahkan dimungkinkan bisa menguasai manusia. Tentu cerita ini adalah fiktif, buah imajinasi penulisnya. Jika pada awalnya manusialah yang menemukan internet, namun  pada perkembangan selanjutnya, ia akan mengkudeta kekuasaan manusia dan jadilah manusia itu budak dari internet. Budak darik teknologi buatannya.

Hari ini kita seolah mengiyakan betapa manusia sudah sangat dilampaui oleh internet. Google adalah tempat bertanya paling hebat. Ia bisa memberikan jawaban atas segala pertanyaan. Kita betul-betul selalu tercerahkan dengan internet.

Entah berapa jam, waktu yang kita habiskan di depan layar HP kita untuk bermain, bersosial media atau hanya untuk mencari informasi.

Pagi hari masih buta selepas mata kita terbuka, hal pertama yang dilakukan oleh kita adalah melihat HP. Adakah pesan masuk atau notifikasi di akun social media kita. Setelah shalat, Hp kembali menemui tangan kita dan entah berapa menit kita tersesat di HP. Bahkan kemanapun kita pergi dan dengan siapapun, barang yang tidak boleh tertinggal adalah Hp. Hp di sini tentu bukan sekedar HP, melainkan HP yang tersambung dengan internet.

Waktu kita seolah habis bahkan betul-betul habis oleh HP. Ia mencuri waktu kita yang padahal jika kita tidak bisa menggunakan dan memanfaatkan waktu dengan benar, kita sudah dipastikan termasuk orang-orang yang merugi. Menjelang tutup tahun 2020 ini, mari kita pertanyakan kembali berapa banyak waktu kita yang terbuang sia-sia di depan layar HP? Berapa banyak energy kita yang  terbuang sia-sia karena HP? Berapa rupiah yang kita habiskan untuk membeli kuota internet? Berapa banyak konsentrasi kita yang hilang karena HP? Berapa banyak umur kita yang dihabiskan di depan HP?

Pertanyaan-pertanyaan di atas hendaknya selalu kita tanyakan setiap saat. Agar apa? Agar kita lebih mawas diri

Betul, hari ini internet sudah merasuki kehidupan manusia bahkan kehidupan yang paling pribadi. Jika kamu sedang bepergian ke suatu tempat, tiba-tiba internet akan menawarkan sesuatu yang memang kita butuhkan. Hal ini bisa dilakukan oleh alat yang manusia sendiri tidak secanggih itu. Bahkan untuk mencari alamat yang kita belum pernah pergi ke sana, internet bisa menjadi guide luar biasa. Bahkan beberapa meter lagi akan ada belokan ke kanan, ia bisa memberi tahukan. Bahkan butuh berapa  menit  untuk sampai ke alamat tujuan, internet dengan sangat akurat bisa mengabarkan pada kita. Bahkan jika di depan adalah zona macet, ia pun dengan jujur memberi tahukan hal itu. Bahkan ia akan menawarkan jalan terobosan dan alternative.

Namun secanggih apapun internet, kita sebagai muslim handaknya tetap harus menjadikan ia sebagai perantara atau wasilah untuk memudahkan kita dalam rangka menyembah kepada Allah. Bahkan tujuan dari penciptaan manusia itu kan untuk menyembahNya. Sehingga semua kehidupan dan kegiatan manusia haruslah bermuara pada pengabdian dan penyembahan terhadapNya. Termasuk kecanggihan HP ini. ia tidak boleh memperdaya dan memperbudak kita.

Tentu agama kita tidak melarang apalagi mengharamkan alat komunikasi ini. ia selamanya adalah sesuatu yang boleh bahkan sangat dianjurkan manakala ia membantu dan mempermudah untuk beribadah.

Agama Islalm adalah agama yang sangat hebat. Ajarannya sudah pas. Ia menyesuaikan dengan zaman. Tidak ada pertentangan dengan zaman. Jika ada yang kelihatannya bertentangan dengan zaman, maka yang harus dikoreksi adalah bukan agamanya melainkan cara kita memahaminya kenapa seolah tidak bertemu dan tidak relevan dengan zaman kita sekarang ini. namun jika kita mau mentadaburinya dan merenungkannya maka tidak ada pertentangan antara kemajuan zaman dan agama kita.

Lantas bagaimana kita menyikapi internet?

Kita harus menyikapinya dengan bijak. Sesuatu yang positif dari internet ini jika memang ada, ambil dan manfaatkanlah. Yang buruk-buruk buang!

Orang-orang yang bisa memanfaatkan internet untuk membantu kehidupan kita pada zaman sekarang adalah nadim makarim yang sekarang menjadi mentri pendidikan. Pemilik bukalapak dan tokopedia dan marketplace lainnya. Pemilik ruang guru. Pemilik halodokter dan pemiliki perusahaan-perusahaan lain yang bergerak dengan memanfaatkan jaringan.

Ia memiliki banyak sopir baik mobil ataupun motor meski dia tidak memiliki jumlah kendaraan yang dioperasikan untuk menjadi taksi atau ojeg ini. Nadim cukup mengorkestrasikan dengan jarinya dan mengatur orang-orang bekerja secara otomatis dengan system jaringan yang ia buat. Bayangkan jika berbasis non internet. Berapa mobil dan motor harus dimiliki untuk bisa membangun perusahaan di bidang transportasi.

Buka lapak dan tokopedia serta market place lainnya. Para pemiliknya tidak mempunyai swalayan dan super market atau mall yang membutuhkan bangunan dan dana yang sangat besar dan banyak itu. Cukup memanfaatkan jaringan, toko-toko dan warung-warungnya bisa tersebar luas seluruh Indonesia.

Begitu juga rumah sakit, hotel, sekolah dan yang lainnya yang berbasis internet of ting. Semuanya terkoneksi.

Semoga kita bisa selamat dari fitnah internet ini, meski ia merupakan faedah zaman sekarang namun ia tidak luput dari fitnah. Bahkan banyak juga orang yang hancur karena internet ini.

Terakhir, selalulah meminta pertolongan pada Allah dan jangan lemah!

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *