Tiba-tiba Ingin Mengunjungi Tempat Ini

Setelah sekian purnama, terpikir olehku tempat yang pernah kubuat namun tidak begitu serius. Karena tidak serius itu, maka tidak ada perawatan semestinya. Ibarat sebuah rumah yang tidak dihuni oleh manusia, mungkin makhluk-makhluk halus dari kalangan jin dan setan juga binatang-binatang melata menempati tempat ini.

Sebagaimana pernah kutuliskan, kawan. Tempat ini -blog malhikdua-, sesungguhnya jika diseriusi sebagai ruang diskusi dan sharing antar warga mahlikdua yang punya kepedulian terhadap literasi, ia bisa menjadi wadah orang-orang pilihan. Kusebut pilihan karena memang ketertarikan pada dunia literasi bangsa ini sangat memprihatinkan. Penah kubaca sebuah buku kecil karangan dr. Raghib Sirjani dari Mesir, beliau dokter bedah tapi punya passion yang sangat bagus pada sejarah islam hingga lebih dikenal sebagai sejarawan. Di buku tersebut, minat baca umat Islam sangatlah buruk. Dibangingkan dengan Israel, Umat Islam tertinggal sangat jauh. Padahal kita semua mengetahui dan mengimani bahwa ayat pertama yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril AS adalah perintah untuk membaca. Sungguh sangat disayangkan. Umat Iqra’ tapi minat bacanya rendah.

Membaca tentu salah satu bahkan hal paling utama dalam bidang literasi. Termasuk di dalamnya juga tentu menulis. Nah, di zaman yang sangat canggih ini, sarana menulis dan berbagi ide juga gagasan tersebar dan terbentang begitu mudah. Ada banyak platform untuk bisa dijadikan tempat menabur ide dan berlatih menulis yang semuanya kita sebut sebagai aktivitas literasi.

Malhikdua yang mengusung jargon-jargon hebat seperti; Mahikdua Beda, bisa!, Malhikdua sekolahnya para juara!, Malhikdua join us be the best! Sudah seharusnya di antara warganya ada yang peduli dan open dengan aktivitas literasi. Tidak menafikan ada di antara warganya yang suka membaca dan menulis hanya saja itu masih berjalan sendiri-sendiri. Belum terorganisir dengan rapi. Masing-masing tidak mau berbagi atau ingin berbagi tapi belum menemukan komunita berbagi bacaan tersebut.

Kemabli ke dr. Raghib Sirjani tadi. Di buku tersebut, beliau memberikan beberapa tips bagaimana agar kita suka membaca dan menjadikan membaca buku sebagai rutinitas tidak tertinggalkan bukan sekedar hobi. Membaca bagi Umat Iqra seharusnya diposisikan seperti makan bagi makhluk hidup yang artinya jika tidak membaca maka mati.

Salah satu tips yang beliau sampaikan adalah dengan berkumpul dan punya wadah bagi orang-orang yang suka membaca ini. Tidak hanya berkumpul tanpa makna dan tujuan. Justru adanya perkumpulan itu menjadi sarana untuk saling sharing buku yang pernah dibaca.

Kawan, kita tentu menyadari bahwa tiap hari dari ratusan penerbit ada buku-buku baru. Bahkan buku lama yang sudah terbit bertahun-tahun lalu juga banyak di antara kita yang belum membacanya. Tentu kita tidak mungkin dan tidak harus membaca semua buku yang ada. Masing-masing kita memiliki kecondongan genre apa yang dibaca. oleh karena itu dengan adanya club membaca ini bisa nantinya itu dijadikan sebagai sarana untuk sharing buku apa yang telah kita baca. Bisa jadi saya yang tidak membacca buku A menjadi tahu informasi dan isi buku tersebut dari teman di club baca ini yang telah membacanya dan mensharingkan isinya. Pun sebaliknya, kamu yang tidak membaca buku B bisa menjadi tahu info dan isi buku tersebut karena kebetulan saya membacanya dan mesharingkan isinya di club baca yang aku ikut di dalamnya.

Kalau toh club baca ini belum ada, setidaknya blog malhikdua ini bisa menjadi sarana untuk mendekati apa yang saya sampaikan ini. Dan seperti telah kutuliskan di atas, orang-orang yang kemdian ikut meramaikan blog malhikdua adalah orang-orang pilihan. Adakah di antara orang-orang pilihan itu kamu?

Setelah sekian purnama, terpikir olehku tempat yang pernah kubuat namun tidak begitu serius. Karena tidak serius itu, maka tidak ada perawatan semestinya. Ibarat sebuah rumah yang tidak dihuni oleh manusia, […]

Oeleh karena susahnya istiqamah ini, para ulama mengatakan ia lebih baik dari seribu karamah. Kamu tentu tahu apa itu karamah. Iya, karamah adalah hal luar biasa di luar kebiasaan manusia […]

Hari ini mushala dan masjid di desa Benda ramai oleh para hufadz yang sedang membacakan hafalan qurannya. Mereka yang tidak menghafalnya menyimak dengan memegang mushaf dan sesekali mengingatkan bacaan yang […]

Setelah sekian purnama, akhirnya saya kembali ke sini. Ke tempat yang saya harapkan bisa menjadi sarana untuk mengaktualisasi diri dalam bidang kepenulisan. Setelah sekian purnama, ternyata pandemi Corona masih meraja […]

Jika neneknya nenek kita dan kekeknya kakek kita dibangkitkan dari kuburnya hari ini, betapa mereka akan sangat terkejut dan heran seheran-herannya dengan fenomena orang zaman sekarang. Bahkan mereka mungkin akan […]

Hari ini hari Ahad. Setelah hari ini, besok bernama senin, setelah senin ada hari selasa dan setelahnya ada rabu, kamis, jumat, sabtu dan kembali lagi hari Ahad. Begitu terus berputar […]

Ini adalah hari ketiga saya menuliskan sebuah catatan di blog ini. Tentang tema dan pesan yang akan saya sampaikan, jujur hingga saya menuliskan kata-kata ini, masih belum ada dalam otakku […]

Adalah sebuah muhawalah (usaha) untuk membiasakan menulis satu catatan tiap harinya. Catatan yang dimaksud di sini adalah catatan yang berparagraf, bukan seperti memo yang hanya beberapa garis. Ia harus mengandung […]

Jika libur telah tiba, pertama yang hadir dihatiku adalah perasaan gembira, hore! Setidaknya, berdasarkan surat resmi dari pondok, durasi liburan semeseter ganjil ini lebih dari sepuluh hari. Durasi ini jika […]

Menjadi salah satu Pembina MAK adalah suatu kehormatan sekaligus beban. Atau dalam Bahasa Arab disebut tasyrif dan taklif. Kehormatan ini diperoleh karena kita memang satu kapal dengan beliau dalam bahtera […]